KOTA PASURUAN, KOMANDOPATAS.COM
MB (32) warga Desa Watuprapat, Nguling, Pasuruan, membacok N (42), pamannya, hingga tewas. Bacokan celurit itu bahkan membuat usus pamannya terburai. Polisi mengungkap motif aksi sadis itu dilatarbelakangi masalah ekonomi.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota Iptu Choirul Mustofa mengatakan tersangka awalnya bekerja selama 4,5 tahun di Malaysia. Pada tahun 2021, tersangka pulang.
Selama bekerja di Malaysia, hasil gajinya selalu dikirimkan ke istri korban, yang merupakan adik ibu tersangka. Saat pulang tersangka menanyakan uang yang telah dikirimkannya. Namun tersangka tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
"Saat pulang tersangka menanyakan uang yang dikirimkan. Namun katanya nggak masuk, nggak ada. Dari sana tersangka sakit hati menyimpan dendam terhadap korban," jelas Choirul, Jumat (13/9/2024).
Tersangka sebenarnya sudah melupakan masalah uang. Ia berusaha mengikhlaskannya.
"Tapi korban ini sering datang ke rumah korban marah-marah. Marah-marah kepada ibu tersangka. Terakhir kemarin Kamis (12/9/2024) korban datang dan mau memukul adik pelaku, hingga terjadi cekcok," urai Choirul.
Menurut keterangan tersangka, korban mengajak carok. Tersangka kemudian mengambil celurit di dalam rumah dan di saat bersamaan korban juga hendak mengambil senjata tajam di jok motornya. Namun sebelum berhasil mengambil senjata tajam di jok, tersangka membacoknya tepat di dada.
"Organ tubuh korban sampai keluar. Dia sempat lari minta pertolongan warga dan sempat dilarikan ke RSUD Grati, dan di rumah sakit sudah meninggal," jelas Choirul.
Setelah membacok korban, tersangka masuk ke rumah. Polisi mengamankan tersangka di rumahnya setelah menerima laporan dari warga.
"Setelah dilakukan pemeriksaan intensif sejak semalam, MB kami tetapkan sebagai tersangka," jelas Choirul.
(RED)
(RED)
MB (32) warga Desa Watuprapat, Nguling, Pasuruan, membacok N (42), pamannya, hingga tewas. Bacokan celurit itu bahkan membuat usus pamannya terburai. Polisi mengungkap motif aksi sadis itu dilatarbelakangi masalah ekonomi.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota Iptu Choirul Mustofa mengatakan tersangka awalnya bekerja selama 4,5 tahun di Malaysia. Pada tahun 2021, tersangka pulang.
Selama bekerja di Malaysia, hasil gajinya selalu dikirimkan ke istri korban, yang merupakan adik ibu tersangka. Saat pulang tersangka menanyakan uang yang telah dikirimkannya. Namun tersangka tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pulang tersangka menanyakan uang yang dikirimkan. Namun katanya nggak masuk, nggak ada. Dari sana tersangka sakit hati menyimpan dendam terhadap korban," jelas Choirul, Jumat (13/9/2024).
Tersangka sebenarnya sudah melupakan masalah uang. Ia berusaha mengikhlaskannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi korban ini sering datang ke rumah korban marah-marah. Marah-marah kepada ibu tersangka. Terakhir kemarin Kamis (12/9/2024) korban datang dan mau memukul adik pelaku, hingga terjadi cekcok," urai Choirul.
Menurut keterangan tersangka, korban mengajak carok. Tersangka kemudian mengambil celurit di dalam rumah dan di saat bersamaan korban juga hendak mengambil senjata tajam di jok motornya. Namun sebelum berhasil mengambil senjata tajam di jok, tersangka membacoknya tepat di dada.
"Organ tubuh korban sampai keluar. Dia sempat lari minta pertolongan warga dan sempat dilarikan ke RSUD Grati, dan di rumah sakit sudah meninggal," jelas Choirul.
Setelah membacok korban, tersangka masuk ke rumah. Polisi mengamankan tersangka di rumahnya setelah menerima laporan dari warga.
"Setelah dilakukan pemeriksaan intensif sejak semalam, MB kami tetapkan sebagai tersangka," jelas Choirul.
Baca artikel detikjatim, "Uang Ibu Ditilap Jadi Motif Keponakan di Pasuruan Bunuh Paman" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-7539339/uang-ibu-ditilap-jadi-motif-keponakan-di-pasuruan-bunuh-paman.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Pasuruan -
MB (32) warga Desa Watuprapat, Nguling, Pasuruan, membacok N (42), pamannya, hingga tewas. Bacokan celurit itu bahkan membuat usus pamannya terburai. Polisi mengungkap motif aksi sadis itu dilatarbelakangi masalah ekonomi.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota Iptu Choirul Mustofa mengatakan tersangka awalnya bekerja selama 4,5 tahun di Malaysia. Pada tahun 2021, tersangka pulang.
Selama bekerja di Malaysia, hasil gajinya selalu dikirimkan ke istri korban, yang merupakan adik ibu tersangka. Saat pulang tersangka menanyakan uang yang telah dikirimkannya. Namun tersangka tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pulang tersangka menanyakan uang yang dikirimkan. Namun katanya nggak masuk, nggak ada. Dari sana tersangka sakit hati menyimpan dendam terhadap korban," jelas Choirul, Jumat (13/9/2024).
Tersangka sebenarnya sudah melupakan masalah uang. Ia berusaha mengikhlaskannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi korban ini sering datang ke rumah korban marah-marah. Marah-marah kepada ibu tersangka. Terakhir kemarin Kamis (12/9/2024) korban datang dan mau memukul adik pelaku, hingga terjadi cekcok," urai Choirul.
Menurut keterangan tersangka, korban mengajak carok. Tersangka kemudian mengambil celurit di dalam rumah dan di saat bersamaan korban juga hendak mengambil senjata tajam di jok motornya. Namun sebelum berhasil mengambil senjata tajam di jok, tersangka membacoknya tepat di dada.
"Organ tubuh korban sampai keluar. Dia sempat lari minta pertolongan warga dan sempat dilarikan ke RSUD Grati, dan di rumah sakit sudah meninggal," jelas Choirul.
Setelah membacok korban, tersangka masuk ke rumah. Polisi mengamankan tersangka di rumahnya setelah menerima laporan dari warga.
"Setelah dilakukan pemeriksaan intensif sejak semalam, MB kami tetapkan sebagai tersangka," jelas Choirul.
Baca artikel detikjatim, "Uang Ibu Ditilap Jadi Motif Keponakan di Pasuruan Bunuh Paman" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-7539339/uang-ibu-ditilap-jadi-motif-keponakan-di-pasuruan-bunuh-paman.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
MB (32) warga Desa Watuprapat, Nguling, Pasuruan, membacok N (42), pamannya, hingga tewas. Bacokan celurit itu bahkan membuat usus pamannya terburai. Polisi mengungkap motif aksi sadis itu dilatarbelakangi masalah ekonomi.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota Iptu Choirul Mustofa mengatakan tersangka awalnya bekerja selama 4,5 tahun di Malaysia. Pada tahun 2021, tersangka pulang.
Selama bekerja di Malaysia, hasil gajinya selalu dikirimkan ke istri korban, yang merupakan adik ibu tersangka. Saat pulang tersangka menanyakan uang yang telah dikirimkannya. Namun tersangka tidak mendapatkan jawaban memuaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pulang tersangka menanyakan uang yang dikirimkan. Namun katanya nggak masuk, nggak ada. Dari sana tersangka sakit hati menyimpan dendam terhadap korban," jelas Choirul, Jumat (13/9/2024).
Tersangka sebenarnya sudah melupakan masalah uang. Ia berusaha mengikhlaskannya.
ADVERTISEMENT
"Tapi korban ini sering datang ke rumah korban marah-marah. Marah-marah kepada ibu tersangka. Terakhir kemarin Kamis (12/9/2024) korban datang dan mau memukul adik pelaku, hingga terjadi cekcok," urai Choirul.
Menurut keterangan tersangka, korban mengajak carok. Tersangka kemudian mengambil celurit di dalam rumah dan di saat bersamaan korban juga hendak mengambil senjata tajam di jok motornya. Namun sebelum berhasil mengambil senjata tajam di jok, tersangka membacoknya tepat di dada.
"Organ tubuh korban sampai keluar. Dia sempat lari minta pertolongan warga dan sempat dilarikan ke RSUD Grati, dan di rumah sakit sudah meninggal," jelas Choirul.
Setelah membacok korban, tersangka masuk ke rumah. Polisi mengamankan tersangka di rumahnya setelah menerima laporan dari warga.
"Setelah dilakukan pemeriksaan intensif sejak semalam, MB kami tetapkan sebagai tersangka," jelas Choirul.
Baca artikel detikjatim, "Uang Ibu Ditilap Jadi Motif Keponakan di Pasuruan Bunuh Paman" selengkapnya https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-7539339/uang-ibu-ditilap-jadi-motif-keponakan-di-pasuruan-bunuh-paman.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/